Senin, 12 Mei 2008

Hutan Penyangga TNBT Dijarah

Hutan Penyangga TNBT Dijarah

JAMBI, KOMPAS — Penjarahan secara besar-besaran di kawasan hutan produksi sekitar hutan konservasi Taman Nasional Bukit Tigapuluh (TNBT) di Kabupaten Tebo, Provinsi jambi, semakin mencemaskan. Dikhawatirkan dalam waktu tidak lama lagi pelaku illegal logging sudah masuk dan ikut menjarah TNBT.

Akibat penjarahan, kawasan hutan penyangga atau buffer zone hutan lindung itu terancam gundul. Kegiatan ittegal logging itu terjadi hanya beberapa ratus meter dari kawasan konservasi TNBT.

Bupati Tanjung Jabung Barat Usman Ermulan, Jumat (6/8), mengatakan, pihaknya mencemaskan kegiatan penebangan liar di areal hak pengusahaan hutan (HPH) PT Dalek Hutani Esa (DHE) di Kabupaten Tebo, yang berbatasan dengan Tanjung Jabung Barat. Lokasi penjarahan hanya beberapa ratus meter saja dari kawasan TNBT.
“Dari laporan yang saya terima, kegiatan penjarahan itu sudah masuk ke kawasan TNBT di Tanjung Jabung Barat. Kayu hasil jarahan dibawa ke Kabupaten Tebo, karena dari Tanjung Jabung Barat tidak ada akses jalan,” ujar Usman.
TNBT merupakan hutan tropis dataran rendah di Sumateta dengan luas 127.698 hektar, 33.000 hektar di antaranya berada di Provinsi Jambi dan sisanya di Riau. Taman nasional ini memiliki tingkat keanekaragaman hayati tinggi. Kawasan TNBT yang berada di Jambi terletak di Kabupaten Tebo dan Tanjung Jabung Barat.

Dan berbagai penelitian diketahui, di TNBT sedikitnya terdapat 59 jenis mamalia, harimau sumatera, gajah, tapir, dan rusa. Ada pula 192 jenis burung (sepertiga dari yang ada di Sumatera), 10 jenis di antaranya terancam punah. Di samping itu, ada 700 jenis flora yang dimanfaatkan masyarakat lokal serta 600 lebih jenis biota obat yang selama ini dimanfaatkan masyarakat lokal.

Dihubungi terpisah, Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jambi Gatot Moeryanto menjelaskan, setelah diteliti oleh para petugasnya ternyata tidak ada illegal logging di dalam kawasan TNBT. “Kegiatan yang kini tengah diributkan itu terjadi di hutan produksi yang berbatasan dengan TNBT. Kawasan yang tengah dijarah habis-habisan itu milik PT DHE,” ujar Gatot. (NAT)

Tidak ada komentar: